Airway 1
Difficult Airway atau jalan nafas yang sulit menjadi salah satu tantangan dalam tata kelola manajemen pasien gawat darurat. Pengetahuan mengenai bagaimana mengelola difficult airway menjadi sangat penting untuk menyelamatkan nyawa pasien. Untuk mempermudah memperkirakan bagaimana jalan nafas pasien tergolong mudah/susah ada mnemonic "LEMON" .
Ada beberapa faktor yang mengindikasikan bahwa pada pasien yg kita hadapi ada potensi mengalami jalan nafas yang sulit, antara lain adalah:
- Cedera servikal
- Arthritis berat pada servikal
- Trauma maxillofasial/mandibular yang berat
- Pembukaan mulut yang terbatas
- Obesitas
- Variasi anatomis (leher pendek tebal, dll)
- Pasien anak
Prioritas utama pada manajemen jalan nafas adalah memastikan adanya oksigenasi yang stabil sembari membatasi gerakan daerah servikal. Sedangkan untuk teknik membuka jalan nafas ada beberapa metode yang harus diperhatikan:
1. Posisi pasien -> Posisi "Sniffing", yaitu fleksi spina servikal kira-kira 15 derajat dan ekstensi sendi atlantooksipital secara maksimal.
- Pasien terlentang & penolong di samping pasien. letakkan tangan di bawah leher & telapak tangan yang lain di dahi.
- Ekstensikan kepala dengan mendorong dahi ke belakang mengangkat leher.
- Indikasi: Obstruksi jaringan lunak jalan nafas atas
- Kontraindikasi: Fraktur bagian leher, Infant
- Komplikasi: Nyeri leher, syaraf terjepit
3. Chin Lift
- Pasien terlentang & penolong meletakkan satu tangan di dahi dan ibu jari tangan yang lain di bawah dagu.
- Dahi di dorong & dagu diangkat secara bersamaan
- Indikasi: Alternatif head tilt
- Kontraindikasi: Sama dengan head tilt
- Komplikasi: Sama dengan head tilt
4. Jaw Thrust
- Penolong di atas kepala pasien
- Ibu jari diletakkan di maksilla, dan jari lain di angulus mandibula (bilateral)
- Angkat & dorong rahang ke depan.
- Indikasi: Jika ada kontraindikasi atau tidak efektif dengan headtilt/chinlift
- Kontraindikasi: fraktur rahang, dislokasi rahang, pasien sadar
- Komplikasi: Dislokasi rahang
5. Open Mouth
Komentar
Posting Komentar