Gagal Napas
Gagal napas akut (Acute Respiratory Failure/ARF) adalah salah satu penyebab utama masuknya pasien di ICU. Gagal napas sendiri didefinisikan sebagai kurangnya kemampuan/kapasitas dari sistem respirasi dan/atau organ vital lainnya, seperti otak dan jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi, ventilasi, atau kebutuhan metabolik pasien. Nah, penggolongan gagal napas ini ada 3 macam, yaitu tipe 1 (hipoksemia) dimana kadar PaO2 ≤ 60 mmHg, tipe 2 (hiperkapnia) dimana kadar PaCO2 ≥ 50 mmHg, serta tipe campuran.
Penyebab dari gagal napas akut antara lain adalah:
Gagal napas hipoksemik biasa terjadi pada kelainan yang menyebabkan gangguan oksigenasi darah yang mengalir melalui pembuluh kapiler alveolar, sebagai contoh pada pasien pneumonia berat, ARDS, atau edema paru akut. Sedangkan gagal napas hiperkapnik seringkali disebabkan karena tidak adekuatnya ventilasi alveolar yang menyebabkan pengeluaran CO2 menjadi tidak efektif. Keadaan ini bisa dilihat pada pasien dengan obstruksi jalan napas yang berat, kegagalan pusat respirasi, atau gagalnya otot respirasi.
Patofisiologi Gagal Napas
1. Gagal napas hipoksemik
Ada 4 mekanisme utama yang menyebabkan hipoksemia, antara lain adalah: V/Q mismatch, hipoventilasi, gangguan difusi, dan penurunan tekanan inspirasi oksigen (PiO2).
Gagal napas hiperkapnik disebabkan antara lain karena produksi CO2 yang berlebih atau penurunan efektivitas ventilasi alveolar -> CO2 susah untuk keluar. Alveolar minute ventilation (VA) ditentukan oleh volume tidal (VT), frekuensi respirasi (Rr/f), serta deadspace anatomis dan fisiologis (VD).
VA = ( VT - VD )f
Mekanisme yang menyebabkan tipe gagal napas ini terjadi karena adanya penurunan VA yang disebabkan antara lain karena:
1. Penurunan volume tidal
2. Naiknya deadspace
3. Penurunan frekuensi respirasi.
Sedangkan penyebabnya sendiri sesuai dengan tabel diatas. Pada umumnya, individu yang sehat tidak akan menunjukkan gejala hiperkapnia sampai PaCO2 naik sekitar 70 - 80 mmHg, sedangkan pada pasien dengan hiperkapnia yang kronis mempunyai ambang batas toleransi sampai setinggi 90 - 120 mmHg sebelum akhirnya menunjukkan gejala.
Komentar
Posting Komentar