Setelah kemarin kita membahas mengenai tatalaksana bradikardia, selanjutnya kita akan membahas mengenai tatalaksana takikardia. Takikardia didefinisikan sebagai suatu kondisi denyut jantung >100 kali permenit. Penyebabnya bisa karena respon fisiologis tubuh terhadap suatu kondisi stress (mis: hipoksia, demam, nyeri, dll) atau gangguan irama jantung (takiaritmia).
Nah untuk klasifikasi dari takikardia itu sendiri, secara garis besar kita lihat dari kompleks QRS nya sendiri, apakah dia sempit atau lebar, berikutnya berdasar hemodinamiknya, apakah dia stabil atau tidak stabil.
Takiaritmia dikatakan tidak stabil apabila ditemukan gejala klinis serius, antara lain:
- Hipotensi
- Penurunan kesadaran
- Tanda-tanda syok
- Nyeri dada iskemik
- Gagal jantung akut
1. Takiaritmia dengan QRS sempit
Untuk jenis takiaritmia ini, QRS nya disebut sempit jika <0.12 detik, macamnya ada banyak, untuk urutannya dari yang paling sering:
- Sinus takikardia
- Atrial fibrilasi
- Atrial flutter
- Re-entry nodus AV
- Takikardia dimediasi jalur aksesoris
- Takikardia atrium (termasuk bentuk otomatisasi dan re-entry)
- Multifocal atrial tachycardia
- Junctional tachycardia (jarang pada orang dewasa)
Untuk tatalaksananya sendiri, kita kelompokkan berdasar ritmenya apakah dia teratur atau tidak teratur, serta hemodinamiknya. Evaluasi awal meliputi evaluasi jalan napas dan pernapasan (hipoksemia merupakan penyebab umum takikardia -> beri oksigen dan bantuan pernapasan bila diperlukan). Jangan lupa untuk memasang monitor irama jantung, awasi tekanan darah, dan saturasi O2 serta pasang akses intravena. Ambil EKG 12 lead jika memungkinkan.
Penatalaksanaan jika hemodinamik stabil:
Jika kompleks QRS sempit reguler:
A. Manuver vagal
Manuver vagal yang cukup efektif dan sering dilakukan adalah pijat sinus carotis, caranya adalah:
1. Pastikan tidak ada kontraindikasi:
- Riwayat infark miokard
- Riwayat TIA atau stroke dalam 3 bulan terakhir
- Riwayat VT/VF
- Adanya bruit pada arteri karotis
2. Pasang monitor EKG. Posisi terlentang dengan kepala ekstensi dan sedikit berpaling ke arah kontralateral dari sisi yang dipijat.
3. Cari titik di salah satu arteri karotis kiri atau kanan di leher setinggi mungkin.
4. Pijat arteri karotis dengan gerakan sirkular selama 5-10 detik sambil terus memperhatikan monitor.
5. Bila tindakan tidak berhasil bisa dicoba di sisi sebelahnya.
B. Adenosin
Dosis: 6 mg IV bolus cepat dengan flush NaCl 0.9% 20 mL. Jika tidak berubah dalam waktu 1-2 menit, maka berikan adenosin 12 mg IV secara cepat dengan cara yang sama. Nah sediaan adenosin ini ada yang dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat), jika dalam sediaan yg jenis ini, dosis yg diberikan adalah 10 mg, dengan dosis ulangannya adalah 20 mg.
C. Penghambat kanal kalsium dan penghambat beta (CCB dan Beta bloker)
Digunakan jika setelah manuver vagal dan adenosin tidak berespon.
Dosis:Verapamil 2.5-5 mg IV bolus selama 2 menit (3 menit pada pasien lanjut usia) dapat diulang dg dosis 5-10 mg IV, maks 20 mg. Diltiazem 15-20 mg (0.25 mg/kgBB) IV selama 2 menit, dosis tambahan 20-25 mg, dosis rumatan 5-15 mg/jam
Jika kompleks QRS sempit tidak teratur:
Kontrol kecepatan dan Kontrol irama
Penatalaksanaan jika hemodinamik tidak stabil:
Pada pasien tidak stabil dengan takikardia QRS sempit teratur, sambil mempersiapkan kardioversi dapat dipertimbangkan pemberian adenosin, terutama bila pasien tidak hipotensi. Untuk dosisnya adalah 50-100J (bifasik) sedangkan pada pasien dengan kompleks QRS sempit tidak teratur dosisnya 120-200J (bifasik) dan 200J (monofasik).
2. Takiaritmia dengan QRS lebar:
Untuk jenis takiaritmia ini, dikatakan lebar jika kompleks QRS nya >0.12 detik. Bentuk umumnya adalah:
- VT
- SVT dengan konduksi aberan
- Takikardia pre-eksitasi
- Irama pacu ventrikular
Penatalaksanaan jika hemodinamik stabil:
a. Adenosin (hanya jika QRS teratur dan monomorfik) untuk dosisnya sama seperti diatas -> 6 mg IV bolus cepat dengan flush NaCl 0.9% 20 mL. Jika tidak berubah dalam waktu 1-2 menit, maka berikan adenosin 12 mg IV secara cepat dengan cara yang sama
b. Infus obat antiaritmia:
- Amiodarone 150 mg IV dalam waktu 10 menit; dapat diulang, maks 2.2 g per 24 jam
- Lidocaine 1-1.5 mg/kgBB IV bolus
c. Konsultasi ahli
Penatalaksanaan jika hemodinamik tidak stabil:
Lakukan kardioversi, dengan dosis inisial 100 J (bifasik maupun monofasik). Jika QRS lebar dan tidak teratur/polimorfik, lakukan syok listrik tidak tersinkronisasi dosis tinggi (defibrilasi).
Bahan materi kali ini diambil dari ACLS Perki 2021, jika ingin mengetahui lebih lanjut bisa dibaca bukunya. Jika ada yang ingin ditanyakan atau request materi bisa tinggalkan komentar di kolom chat ya, terimakasih
Komentar
Posting Komentar