Terapi Cairan 2
Oke..ini lanjutan dari materi sebelumnya tentang terapi cairan. Langsung saja kita mulai..
Setelah sebelumnya kita membahas mengenai fisiologi cairan tubuh, pada sesi ini kita akan membahas bagaimana penerapan pemberian cairan tersebut. Apabila kita memberikan cairan, kita harus memikirkan mnemonic TROL:
- TYPE: tipe cairannya apa?
- RATE: kecepatan pemberiannya berapa?
- OBJECTIVE: tujuannya apa?
- LIMIT: batasnya apa?
Jangan lupa juga untuk menggunakan konsep ROSE ketika memberikan cairan:
Volume status pada ROSE:
- Pada saat resuscitation - kita lakukan EAFM (Early Adequate Fluid Management) dengan IV bolus.
- Pada saat optimization - kita lakukan titrasi atau fluid challenges
- Pada saat stabilization - kita lakukan LCFM (Late Conservative Fluid Management), yaitu balance negatif 3 hari berturut-turut dalam waktu 1 minggu.
- Pada saat evacuation - kita lakukan LGFR (Late Goal Fluid Removal) atau De-eskalasi.
Berikutnya kita akan membahas jenis-jenis cairan, yang pertama adalah cairan resusitasi. Seperti yang kita ketahui, cairan resusitasi terdiri dari 2 jenis, yaitu kristaloid dan koloid. Fungsi dari cairan resusitasi adalah untuk mengembalikan volume intravaskuler -> mengoptimalkan preload -> CO naik -> perfusi jaringan menjadi adekuat. Lantas apa perbedaan dari cairan kristaloid dan koloid?
1. Cairan Kristaloid
Cairan ini mempunyai komposisi yang sama dengan cairan ekstraseluler. Waktu paruhnya adalah sekitar 20-30 menit di intravaskular, setelah itu berpindah ke interstitial. Contoh:
- Hipotonis: NaCl 0.45%, D5W
- Isotonis: NaCl 0.9%, RL, RA, Sterofundin, Plasma Lyte
- Hipertonis: NaCl 3%, NaCl 5%, Laktat Hypertonic (Totilac), D5RL, D5NS, D5 1/2 NS
Cairan ini beisi kristaloid + protein & polisakarida (dengan ukuran besar). Karena memiliki molekul berukuran besar ->tidak dapat berdifusi bebas menembus membran semipermeabel -> cenderung bertahan lama di intravaskular (termasuk cenderung bertahan lama di glomerulus ginjal sehingga sulit dibuang, akibatnya dapat terjadi AKI bila pemberian koloid terlalu banyak). Selain itu, koloid mempunyai efek plasma expander -> efektif meningkatkan volume intravaskular dan mempertahankan tekanan onkotik.
3. Produk Darah
Terdiri dari beberapa jenis, antara lain Whole Blood (WB), Packed Red Cell (PRC), Trombocyte Concentrate (TC), Fresh Frozen Plasma (FFP).
Kelebihan: Tidak menyebabkan edema interstitial, tidak menyebabkan kerusakan glomerulus ginjal.
Kekurangan: Jarang, mahal, risiko terjadinya reaksi transfusi dan TRALI (Transfusion Related Acute Lung Injury)
Setelah tadi diatas kita membahas mengenai cairan resusitasi, berikutnya kita akan membahas mengenai cairan rumatan. Seperti yang kita ketahui, tujuan dari pemberian cairan rumatan adalah untuk memenuhi kebutuhan tubuh (cairan, elektrolit, dan nutrisi) saat fungsi saluran cerna terganggu. Jika pasien memerlukan cairan IV untuk rumatan, berikan cairan yang mengandung:
Untuk penghitungan Ideal Body Weight bisa menggunakan rumus ini:
Berikut ini adalah jenis serta komposisi dari cairan rumatan:
Oke sekian dulu untuk materi terapi cairan ini, untuk lebih detailnya, nanti kedepan kita bahas kasus perkasus hehe..Jika ada pertanyaan bisa ditulis dikolom komentar dibawah sini:
Komentar
Posting Komentar